Senin, 15 November 2010

PERBEDAAN INDIVIDU

Dalam perilaku pembelian juga dipengaruhi oleh situasi ekonomi, dengan berubahnya situasi ekonomi, maka biasanya akan merubah perilaku konsumen dalam melakukan pembelian. Keadaan ekonomi, yaitu terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya, kemampuan untuk meminjam. Pemasaran melibatkan pertukaran sesuatu yang bernilai yang di berikan oleh pelanggan untuk sesuatu yang bernilai yang diterima penjual. Setiap produsen harus mengetahui bahwa dasar kebutuhan dari setiap individu itu pasti berbeda. Meski demikian, produsen itu haruslah bersikap cermat dalam membaca situasi dan kondisi yang tengah dihadapi oleh pasar. Produsen harus dapat menemukan titik temu dimana aspirasi dari keinginan konsumen bisa terpenuhi dengan membuat barang produksi yang kreatif dan inovatif sehingga menimbulkan minat konsumen untuk membeli. Di dalam situasi pemasaran yang tradisional, konsumen mungkin menukar uang dengan produk.

Keputusan konsumen sehubungan dengan produk dan merek sangat dipengaruhi oleh jumlah sumber daya ekonomi yang mereka miliki atau mungkin akan mereka miliki pada masa yang akan datang. Untuk menjadi konsumen diperlukan uang, seseorang haruslah memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya. Kekayaan adalah variable yang sangat menarik bagi pemasar. Jika tidak memiliki dana yang cukup, proses konsumsi tidak dapat berjalan.

Contoh : Di pedesaan masih ada sistim tukar barang, disana orang-orang menukar barang yang dibutuhkan dengan barang lain yang dibutuhkannya. Ini disebut system barter. Pada masa sekarang produsen berusaha membuat barang yang diproduksinya semenarik mungkin agar dapat menarik perhatian pembeli. Hal menunjuan perbedaan kebutuhan individu sesuai dengan kebutuhannya.

Sumber :

1. http://www.scribd.com/doc/22314255/Pengaruh-Desain-Produk-Terhadap-Prilaku-Konsumen-Dalam-Membeli-Sepeda-Motor-Merek-Yamaha

2. http://nathasyakisinky.blogspot.com/

Minggu, 14 November 2010

KETERLIBATAN DAN MOTIVASI

Motivasi perilaku manusia adalah kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk melakukan tindakan (Schiffman dan Kanuk, 1994) menyataka. Kekuatan dorongan tersebut dihasilkan dari suatu tekanan yang diakibatkan oleh belum atau tidak terpenuhinya kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kemudian bersama-sama dengan proses kognitif dan pengetahuan yang sebelumnya didapat, maka dorongan akan menimbulkan perilaku untuk mencapai tujuan atau pemenuhan kebutuhan. Dengan demikian, jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai obyek tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang ditawarkan pemasar atau tidak.

Dapat terpenuhinya suatu kebutuhan akan menimbulkan motivasi untuk memenuhi kebutuhan yang lain. Pemenuhan kebutuhan tersebut tersusun dalam sebuah jenjang dari tingkatan yang paling mendesak sampai dengan yang kurang mendesak, meskipun bukan berarti harus dimulai dari kebutuhan fisiologis ke atas sampai dengan kebutuhan aktualisasi diri. Tetapi selalu ada kemungkinan pengecualian dari kecenderungan tersebut. Seseorang kadang-kadang justru lebih termotivasi untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi karena dia ingin memacu pencapaian potensi dirinya, walaupun dia mengalami kesulitan untuk membeli produk/merek tertentu. Secara umum motivasi yang dominan dari seseorang untuk memenuhi kebutuhan dapat berbeda satu dengan yang lain, meskipun obyek pemenuhannya sama.

Contoh kasus:

seperti dalam suatu kelompok atau club tertentu mereka membutuhkan lambing atau atribut-atribut yang menunjukan mereka sebagai anggotanya. Seorang pengusaha yang membutuhkan alat komunikasi untuk kelancaran bisnisnya. Dan seorang pelajar yang membutuhkan alat tulis untuk kebutuhan belajarnya. Ini merupakan salah satu contoh konsumen berdasarkan motivasi dan kebutuhannya.

Sumber :

1. http://www.scribd.com/doc/5889942/konsumen

2. http://nathasyakisinky.blogspot.com/

Senin, 08 November 2010

Pengaruh Situasi Konsumen

Menurut (Engel,dkk 1994) Pengaruh Situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik obyek.

Sedangkan menurut (Mowen dan Minor 1998) Situasi Konsumen adalan faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu.

Berikut ini adalah 5 karakteristik situasi pembelian :

1. Lingkungan Fisik

Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling konsumen

2. Lingkungan Sosial

Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut

3. W a k t u

Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen, misal kapan terakhir kali membeli biskuit. Arti kapan terakhir kali akan berbeda antarkonsumen

4. T u j u a n

Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Konsumen yang belanja untuk hadiah akan menghadapi situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri

5. Suasana Hati

Suasana hati atau kondisi jiwa sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesagesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi.

Berikut ini adalah beberapa situasi yang dapat mempengaruhi seseorang untuk membeli suatu barang :

· Situasi Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami/dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi pembelian

· Situasi Pemakaian adalah situasi penggunaan produk dan jasa merupakan situasi atau suasana ketika konsumsi terjadi. Konsumen seringkali memilih suatu produk karena pertimbangan dari situasi konsumsi

Contoh :

Saat seseorang sedang diatas kereta dan merasa haus , ia akan membayar berapapun harga minuman atau air yang diinginkannya agar tidak merasa haus lagi. Tapi saat dia sedang berada di sebuah toko, pembeli akan lebih memperhatikan harga minuman yang akan dibelinya. Hal ini menujukan bahwa situasi dapat mempengaruhi seseorang dalam membeli suatu barang.

Sumber :

1. Mumuh Mulyana Mubarak, SE., materi

2. http://wsmulyana.wordpress.com/2009/01/09/perilaku-konsumen/